Deteksi Sakit Kuning pada Bayi
Prematur
Sekitar 60
persen bayi baru lahir bisa terkena penyakit kuning. Untuk mengujinya, darah
diambil dari tumit bayi. Pada bayi prematur, pengambilan darah bisa berakibat
fatal. Peneliti mengembangkan alat khusus tanpa tes darah.
Bayi yang dilahirkan terlalu dini beratnya
kadang hanya 800 hingga 1000 gram. Beberapa ukurannya begitu kecil, hingga muat
di atas telapak tangan. Bayi dianggap prematur jika dilahirkan sebelum minggu
kehamilan ke 37 dengan berat badan kurang dari 2500 gram.
Sakit
kuning pada bayi bukan hal aneh
Beberapa
jam setelah dilahirkan, sekitar 60 persen semua bayi yang baru
dilahirkan punya kecenderungan penyakit kuning. Ini karena, jika setelah
kelahiran, kandungan warna empedu bilirubin yang diproduksi banyak terbentuk
sel darah baru dan sel darah lama disisihkan. Nilai bilirubin dalam darah yang
terlalu tinggi akan menyebabkan kulit berwarna kekuningan.
Sekitar 60
persen bayi yang baru lahir mengalaminya. Diagnosa ini diperoleh usai mengambil
darah pada tumit bayi, usai dilahirkan. Nilai bilirubin berlebihan pada bayi
baru lahir yang sehat akan berkurang dengan sendirinya usai beberapa hari.
Bayi
prematur sangat sensitif
Dari 80 bayi yang dilahirkan prematur
terkena sakit kuning. Mereka bereaksi lebih sensitif dan harus ditangani dengan
lebih berhati-hati. Ilmuwan dari Amerika meneliti bagaimana otak dari bayi
prematur berkembang dan mendapati bahwa luka pada kulit sekecil apa pun bisa
mengganggu pertumbuhan otak.
Bilirubin akan tetap tersimpan di bagian
tertentu otak. Dampaknya bisa sangat buruk, jelas Arun Ramachandran dari Wales.
Ia seorang Neonatologe yang berspesialisi pada ilmu kedokteran bayi yang
baru lahir. Bayi bisa mengalami masalah motorik, kemampuan melihat dan
mendengar berkurang, dan pada kondisi terparah bisa mengalami kernikterus,
kerusakan sistem saraf pusat.
Bisa
tanpa tusukan
Alternatif
pemeriksaan dengan pengambilan darah adalah metode transkutan. Alat ukur khusus
untuk itu sejak beberapa waktu sudah ada di pasaran. Oktober tahun ini versi
yang lebih baru, JM-105, bisa digunakan untuk mengukur bilirubin pada bayi
prematur.
Inken Schröter, manajer produk perusahaan
Dräger, menjelaskan keunggulan metode ini. Pengambilan darah sangat menyakitkan
bagi bayi dan menyulitkan rumah sakit. Alat ini bisa menentukan dengan cepat
dan mudah nilai bilirubin. Hanya jika nilainya sangat tinggi, baru darah
diambil untuk memastikannya. Dengan ini, pengambilan darah yang sebenarnya
tidak perlu bisa dihindarkan.
Nilai
bilirubin bisa langsung dicatat
Alat ini
bentuknya mirip termometer digital untuk mengukur suhu badan, dan hanya langsung disentuhkan pada dahi atau dada pasien. Hasilnya bisa langsung dibaca. Sehingga
waktu menunggu hasil pemeriksaan laboratorium tidak diperlukan lagi. Bahkan
alat bisa disambungkan langsung ke komputer dan dengan demikian tercatat pada
data pasien seketika.
Arun Ramachandran menguji coba alat
sejenis dengan model yang lebih lama di sebuah klinik di Wales. Hasilnya, pengukuran
digital berarti stres bagi orangtua dan anak berkurang. Ancaman bahaya bahwa
bayi di klinik bisa tertular penyakit juga berkurang
drastis. Ini metode menjanjikan untuk mengetahui kadar bilirubin pada bayi yang
baru lahir tanpa harus menusukkan jarum ke tubuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar