Teh (Camellia sinensis)
Deskripsi teh
Tanaman
teh termasuk jenis pohon, tapi karena pemangkasan kerapkali seperti perdu,
tinggi 5-10 m. Ujung ranting dan daun muda berambut halus. Daun tersebar,
tunggal, helaian daun elipis memanjang, dengan pangkal runcing, bergigi,
seperti kulit tipis, 6-18 x 2-6 cm. Bunga diketiak, berkelamin dua, bunga yang
membuka menunduk, garis tengah 3-4 cm, sangat harum, putih cerah (Steenis,
2008).
Daun
kelopak tetap 5-6, sangat tidak sama. Daun mahkota pada pangkalnya melekat
ringan. Benang sari berlingkaran banyak, yang terluar pada pangkalnya bersatu,
melekat dengan daun mahkota, yang terdalam terlepas. Tangkai putik bercabang
tiga. Buah kotak berkayu lebarnya lebih daripada panjangnya, pecah menurut
ruang, biji berjumlah 1-3 (Steenis, 2008).
Kerajaan
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Ericales
Famili
: Theaceae
Genus
: Camellia
Spesies
: Camellia sinensis
(Syamsulbahri,
1996)
Jenis – jenis teh
Teh
dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu teh hijau (tidak difermentasi), teh
oolong (semifermentasi) dan teh hitam (fermentasi penuh). Pembuatan teh hijau
melalui inaktivasi enzim polifenol oksidasenya didalam daun teh segar. Metode
inaktivasi enzim polifenol oksidase teh hijau dapat dilakukan melalui pemanasan
(udara panas) dan penguapan (uap air). Kedua metode itu berguna untuk mencegah terjadinya
oksidasi enzimatis katekin (Alamsyah, 2006).
Proses
pembuatan teh hitam melalui oksidasi katekin dalam daun segar dengan katalis
enzim polifenol oksidase, proses ini disebut dengan fermentasi. Proses
fermentasi ini dihasilkan dalam oksidasi polifenol sederhana, yaitu katekin teh
diubah menjadi theaflavin, teharubigin dan theanapthoquinone yang
memberikan ciri khas teh hitam, yaitu berwarna kuat dan berasa tajam. Perbedaan
utama yang cukup berarti dari ketiga proses pengelolahan tersebut ada pada
kandungan katekinnya . Katekin tertinggi ada pada teh hijau, disusul teh oolong
dan teh hitam (Alamsyah, 2006).
Proses pengolahan teh hijau
Daun
teh yang berasal dari varietas sinensis umumnnya diolah menjadi teh hijau.
Proses pertama yang dilakukan adalah proses pelayuan dengan melewatkan daun teh
pada silinder panas sekitar lima menit. Proses ini bertujuan untuk menghentikan
aktivitas enzim sehingga dapat menghambat terjadinya proses fermentasi dan menurunkan
kadar air sekitar 60-70% (Alamsyah, 2006).
Proses
selanjutnya adalah proses pendinginan, penggulungan daun, pengeringan dan
sortasi (Alamsyah, 2006).
Proses
pengolahan teh hitam
Proses
pertama dalam pengolahan teh adalah pelayuan. Selanjutnya dilakukan proses
penggilingan akan mengubah pola proses biokimia pada daun teh. Fase ini
merupakan usaha menciptakan kondisi fisik terbaik untuk bertemunya enzim
polifenol dengan katekin. Pada saat proses penggilingan terjadi perubahan kimia
yang merupakan awal dari peristiwa oksidasi katekin menjadi theaflavin, teharubigin
dan theanapthoquinone yang memberikan ciri khas teh hitam (Alamsyah,
2006).
Enzim
polifenol oksidase merupakan bagian terpenting dalam pengelolahan teh karena
bertanggung jawab langsung atau tidak langsung pada sebagian besar atau
keseluruhan reaksi yang terjadi selama proses oksidasi enzimatis Selama proses
oksidasi enzimatis, katekin masuk dan mengalami kontak langsung dengan enzim
polifenol oksidase. Polifenol oksidase merupakan senyawa yang paling bertanggung
jawab atas oksidasi katekin (Alamsyah, 2006).
Daun
teh yang telah melalui proses fermentasi kemudian di keringkan bertujan untuk
menghentikan proses oksidasi enzimatis. Suhu 90-95◦C yang dipakai saat pengeringan akan mengurangi kadar air
sampai 2-3% yang membuat teh kering tahan lama disimpan dan ringan dibawah
(Alamsyah, 2006).
Kandungan
kimia te h
Kandungan
kimia dalam daun teh digolongkan menjadi empat kelompok besar yaitu substansi
fenol, substansi lain, substansi penyebab aroma dan enzim (Alamsyah, 2006).
1.
Substansi fenol
Substansi
fenol yang terkandung dalam teh terdiri dari katekin (polifenol) dan flavanol
(Alamsyah, 2006).
a.
Katekin (polifenol)
Polifenol
dalam daun teh atau sering disebut dengan katekin merupakan zat unik karena
berbeda dengan katekin yang terdapat pada tanaman lain. Katekin tidak mempunyai
efek merugikan pada saluran pencernaan. Katekin teh bersifat antibakteri,
antioksidan, antiradiasi, memperkuat pembuluh darah, melancarkan sekresi air seni
dan menghambat pertumbuhan sel kanker (Alamsyah, 2006).
Katekin
merupakan kelompok utama dari substansi teh hijau dan paling berpengaruh
terhadap seluruh komponen teh. Dalam pengolahannya, senyawa tidak berwarna ini,
baik langsung maupun tidak langsung selalu dihubungkan dengan semua sifat
produk teh, yaitu rasa, warna dan aroma (Alamsyah, 2006).
Katekin
merupakan kelompok terbesar dari komponen daun teh. Katekin teh hijau tersusun
sebagian besar atas senyawa-senyawa katekin (C), epikatekin galat (EC),
epigalotekin (EGC), epitakin galat (GCG) dan epigalokatekin galat (EGCG)
(Alamsyah, 2006).
b.
Flavanol
Flavanol
yang terdapat dalam tanama teh merupakan suatu kelompok senyawa yang mirip
komposisi kimianya dengan katekin. Flavanol pada teh hijau terdiri dari
quersetin, kaemferol, dan mirisetin. Flavanol mempunyai peran sebagai
antioksidan dalam teh. Aktivitas antioksidan flavanol meningkat seiring dengan bertambahnya
gugus hidroksil (Alamsyah, 2006).
2. Substansi lain
c.
Karbohidrat
Karbohidrat
yang terkandung dalam daun teh diantaranya sukrosa, glukosa dan fruktosa.
Keseluruhan karbohidrat yang dikandung teh adalah 0,75% dari berat daun kering
(Alamsyah, 2006).
d.
Substansi pektin
Substansi
pektin terutama terdiri atas pektin dan asam pektat. Besarnya bervariasi yaitu
4,9-7,6% dari berat kering daun (Alamsyah, 2006).
e.
Alkaloid
Alkaloid
utama dalam daun teh adalah kafein. Alkaloid yang terkandung dalam teh
mempunyai sifat penyegar, yaitu sebesar 3-4% dari berat kering daun (Alamsyah,
2006).
f.
Klorofil dan zat warna yang lain
Salah
satu unsur penentu kualitas teh hijau adalah warnannya. Warna hijau pada daun
teh ditentukan oleh adanya klorofil. Pada oksidasi katekin selain karena
tertutup oleh hasil oksidasi katekin, klorofil tidak tampak karena mengalami
pembongkaran menjadi feofitin yang berwarna hitam (Alamsyah, 2006).
g.
Protein dan asam-asam amino
Protein
yang terkandung dalam daun teh berperan dalam pembentukan aroma pada teh.
Reaksi asam amino dengan katekin pada temperatur tinggi menghasilkan aldehid
yang bertanggung jawab atas aroma teh (Alamsyah, 2006).
h.
Substansi resin
Aroma
teh juga tergantung pada minyak esensial dan resin. Kandungan resin besarnya 3%
dari berat-berat kering daun. Peranan resin yang lain adalah menaikan daya
tahan tanaman teh terhadapkondisi beku (Alamsyah, 2006).
i.
Vitamin
Daun
teh mengandung beberapa vitamin yaitu vitamin C, K, A, B1 dan B2. Kandungan vitamin
C pada teh sebesar 100-250 mg. Namun kandungan sebesar itu hanya terdapat pada
teh hijau. Vitamin K dalam teh hijau juga terdapat dalam jumlah banyak (300-500
IU/g) (Alamsyah, 2006).
j.
Substansi mineral
Daun
teh banyak mengandung mineral yang berfungsi dalam pembentukan enzim di dalam
tubuh, termasuk antioksidan. The ternyata menyimpan potensi sebagai sumber
mineral tubuh yang penting dalam berbagai proses metabolisme. Kandungan mineral
tersebut berupa makro dan mikro mineral. Mineral yang terdapat dalam teh yaitu
magnesium, kalium, flour, natrium, kalsium, seng, mangan, cuprum dan selenium
(Alamsyah, 2006).
3.
Substansi penyebab aroma
Salah
satu penting dari kualitas teh adalah aroma. Munculnya aroma pada teh hitam
langsung atau tidak langsung selalu dihubungkan dengan terjadinya oksidasi
senyawa katekin (Alamsyah, 2006).
4.
Enzim - enzim
Enzim
yang tekandung dalam daun teh berperanan penting sebagai biokatalisator pada
setiap reaksi kimia di dalam tanaman. Enzim yang dikandung dalam daun teh
diantaranya invertase, amilase, oximatilase, protase dan peroksidase (Alamsyah,
2006).
Enzim
polifenol oksidase berperan sebagai biokatalisator proses oksidasi katekin.
Enzim ini tersimpan dalam sitoplasma, sedangkan katekin ada dalam vakuola. Oleh
karena itu dalam keadaan tidak ada perusakan sel, kedua bahan ini tidak saling
bertemu untuk beraksi. Enzim polifenol oksidase teh merupakan bagian terpenting
dalam pengelolahan teh, karena bertanggung jawab langsung atau tidak langsung
pada sebagian besar atau keseluruhan reaksi yang terjadi selama oksidasi
enzimatis. Aktifitas polifenol oksidase yang paling besar terdapat pada daun
teh yang paling muda (Alamsyah, 2006).
Kandungan alami setiap 100 gram daun teh
Kalori
17 KJ
Air
75-80 %
Polifenol
10-25 %
Karbohidrat
20%
Kafein
4%
Serat
2,5-4,5%
Pektin
6%
Vitamin
E 25-70 mg %
Vitamin
K 300-500 IU/g
Vitamin
C 150-259 mg %
B-Carotene
13-20%
Tannin
acids 9-20%
Kalium
1795 mg %
Magnesium
192 mg %
Mangan
300-600 mg/ml
Fluor
0,1-4,2 mg/L
Zinc
5,4 mg%
Selenium
1,0-1,8 ppm %
Copper
0,01 mg %
Iron
33 mg %
Calcium
7 mg %
Caffein
45-50 mg%
Komponen
organik lainnya
Sumber
: Ara, 2010
5.
Manfaat teh
1.
Mencegah dan mengobati kanker
Teh
dikenal sebagai zat anti kanker, diantaranya kanker payudara, kanker lambung,
kanker prostat dan kanker rongga mulut. Kandungan pada teh yang berperan
sebagai zat antikanker adalah polifenol yang menyusun 25-35% berat kering teh.
Salah satu polifenol yang populer yaitu katekin terutama dalam bentuk EGCG (Epigallo
catechin gallate). Dalam penelitian EGCG terbukti menghambat pertumbuhan sel
kanker payudara pada tikus (Alamsyah, 2006).
2.
Antibakteri
Teh
mempunyai manfaat sebagai antibakteri. Kandungan dalam the yang berperan
sebagai antibakteri adalah katekin. Bakteri yang menyebabkan penyakit pada
sistem pencernaan seperti Clostridium perfringens dan C. Botulinum dapat
dihambat pertumbuhannya oleh teh. Menurut beberapa penelitiaan yang telah
dilakukan teh hijau dapat membunuh bakteri Staphylococcus aureus.
Bajteri penyebab plak gigi yaitu Streptococcus mutans dapat dihambat
aktivitas bakterinya (Alamsyah, 2006).
3.
Mencegah osteoporosis
Teh
mengandung kalsium yang berperan mencegah osteoporosis. Menurut beberapa
penelitian, teh mampu mengurangi tingginnya penyerapan penyebab kehilangan
massa tulang yang berlebih (Alamsyah, 2006).
4.
Menjaga kesehatan jantung
Antioksidan
dalam teh dapat menghancurkan lemak pada arteri sehingga menurunkan resiko
terkena penyakit jantung. Selain itu, antioksidan juga dapat memperlancar
sistem sirkulasi darah, menguatkan pembuluh darah dan membantu penambahan
jumlah sel darah putih yang bertanggung jawab melawan infeksi (Alamsyah, 2006).
Katekin
dan theaflavin dalam teh akan menghambat aktivitas angiotensin converting
enzyme (ACE) yaitu suatu enzim yang mengkatalisa pembentukan senyawa penyebab
tingginya tekanan darah, sehingga dengan minum teh tekanan darah akan terjaga dengan
baik (Syah, 2005). Penelitian menunjukan bahwa mereka yang meminum setengah
cangkir teh hijau sehari terbukti berkurang 50% akan resiko hipertensi (Rossi,
2010)
5.
Membantu pencernaan
Kandungan
zat kimia teh bisa mempertahankan koloni bakteri yang menyehatkan pencernaan.
Teh telah teruji mampu melancarkan saluran pencernaan yang sehat dengan cara
mengubah lingkungan usus dan membuat suasana yang sesuai bagi pertumbuhan
bakteri yang menguntungkan. Sebaliknnya, pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan
akan menjadi terhambat (Alamsyah, 2006).
6.
Teh sebagai antidiabetes
Katekin
dalam teh mampu memengaruhi proses metabolisme karbohidrat dengan cara mencegah
fungsi enzim amilase (Rossi, 2010). Kadar glukosa darah pada penderita diabetes
dapat berkurang apabila minum teh hijau dan teh hitam. Mangan (Mn) yang terkandung
dalam teh bisa membantu menguraikan gula menjadi energi. Kandungan katekin
bermanfaat untuk membantu menurunkan kadar gula darah (Alamsyah, 2006).
7.
Teh meningkatkan kekebalan tubuh
Teh
mempunyai kemampuaan untuk merangsang sel pada sistem kekebalan tubuh untuk
menjinakkan bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Kandungan yang berperan adalah
L-theanin dan E-thylamine (Alamsyah, 2006).
8.
Menjaga kesehatan kulit
Radikal
bebas dapat mengganggu struktur kolagen pada kulit sehingga dapat mengganggu
kelembutan dan kesehatan kulit. Antioksidan yang terdapat pada teh mampu
melindungi kulit dari kerusakan akibat serangan radikal bebas (Alamsyah, 2006).
9.
Teh hijau mencegah karies gigi
Katekin
yang terkandung dalam teh hijau mengandung flour yang dapat memperkuat struktur
email gigi serta menurunkan asam yang dihasilkan oleh bakteri plak (Alamsyah,
2006).
10.
Diet
Teh
bisa digunakan sebagai salah satu cara untuk diet. Kandungan kimia yang
berperan yaitu, kafein, L-Theanine dan epigallocatechin-3-gallate (EGCG).
L-Theanine mempengaruhi neurotransmitter diotak yang memengaruhi kadar depamine
dan serotonin yang akan mengirim pesan “kenyang” ke otak. EGCG juga menurunkan
kadar trigliserida di dalam darah dan menghambat akumulasi asam lemak didalam
jaringan lemak. Hal inilah yang membuat teh adalah agen antiobesitas yang
sempurna (Rossi, 2010).
Mekanisme Aktivitas Antibakteri Teh
Kandungan
teh yang berperan sebagai antibakteri adalah katekin (Tiwari et al, 2005).
Katekin merupakan prekursor pembentuk tanin. Tanin termasuk dalam kelompok
polifenol yang menghambat fungsi membran sitoplasma dan mendenaturasi protein.
Katekin menghancurkan membran lipid bilayer sehingga sel kehilangan struktur
dan fungsinya dan akhirnya lisis (Ciraj et al, 2005).
Epigalokatekin,
epigalokatekin galat dan flavanol memiliki peranan utama dalam hambatan
terhadap sintesis asam lemak bakteri (Zhang, 2004). Asam lemak dalam bakteri
digunakan terutama untuk membentuk membran sel bakteri. Oleh karena adanya
hambatan sintesis asam lemak maka pembentukan membran sel bakteri akan
terganggu. Hal ini mengakibatkan struktur dan fungsi membran sel bakteri rusak
dan pada akhirnya sel bakteri akan mengalami lisis dan mati (Rizky, 2006).
Sifat
katekin yang sangat larut air dan juga lipofilik menyebabkan katekin sangat
mudah melekat pada protein bakteri serta toksin yang dihasilkan bakteri.
Sehingga terbentuk ikatan yang menghambat perlekatan pada sel tubuh manusia
(Zhang, 2004).
Metode Pembuatan Ekstrak Teh
Ekstrak
teh hijau dan ektrak teh hitam didapatkan dengan cara maserasi. Maserasi adalah
proses penyarian yang dilakukan dengan cara merendam simplisia menggunakan
pelarut yang sesuai disertai beberapa kali pengadukan pada temperatur ruang.
Prinsip maserasi yaitu merendam simplisia dalam cairan penyari, sehingga cairan
penyari dapat masuk ke dalam sel. Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia
yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari dan tidak mengandung
zat yang mudah mengembang dalam cairan penyari. Keuntungan maserasi yakni
pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana serta mudah diusahakan. Namun
ada pula kerugiannya, yakni pengerjaannya lama dan penyariannya kurang sempurna
(Anonim, 1986).
Pelarut
yang digunakan dalam membuat ekstrak teh hijau dan ektrak teh hitam adalah
etanol 70%. Satu bagian serbuk teh dimasukkan ke dalam maserator, ditambah
etanol 70% dan diaduk selama 3 jam, kemudian didiamkan selama 24 jam. Semua
maserat disaring dan diuapkan dengan penguap vakum hingga diperoleh ekstrak
kental (Anonim, 2006).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar