MERS
Mewabah Menjelang Musim Haji
Kementerian Kesehatan Arab Saudi
menyatakan korban tewas akibat Sindrom Pernapasan Timur Tengah atau Mers naik
menjadi 102 orang. Angka kematian meningkat tajam, dan kini virus menyebar ke
Mesir.
Kementerian Kesehatan di Riyadh hari Minggu (27/4) mengkonfirmasi bahwa ada 16 kasus MERS baru yang terdeteksi dalam waktu 24 jam. |
Dalam sebuah pernyataan melalui situs
minggu lalu, kementerian Arab Saudi melaporkan ada delapan warga lagi yang
tewas, membawa jumlah korban tewas akibat penyakit yang pertama kali muncul dua
tahun lalu ini menjadi 102 orang.
Di
antara jumlah korban tewas, 39 kasus terjadi hanya dalam jangka waktu sebulan
terakhir. Termasuk seorang bayi berusia 9 bulan, demikian pernyataan
kementerian. Dilaporkan juga bahwa empat staf medis sebuah rumah sakit di kota
Tabuk di bagian barat laut Arab Saudi termasuk ke dalam daftar penderita MERS.
Hingga kini sudah ada 339 kasus MERS yang
terkonfirmasi. Arab Saudi adalah negara yang paling parah terkena wabah varian
koronavirus, yang telah menewaskan sepertiga dari total
penderitanya.
Kepanikan muncul seiring mewabahnya virus
yang memaksa ditutupnya sebuah rumah sakit di Jeddah, di mana sejumlah dokter
mengundurkan diri bulan ini setelah menolak untuk merawat pasien MERS karena takut
terinfeksi.
Raja Abdullah mengunjungi Jeddah pekan
lalu untuk meyakinkan warga sebagai upaya untuk mengakhiri "rumor yang
salah dan dilebih-lebihkan terkait MERS. Anak lelaki Abdullah, yang juga
Menteri Garda Nasional, Pangeran Mitab menyatakan bahwa tiga pusat medis khusus
telah dibuat di Jeddah, Riyadh dan Provinsi Syarqiyah.
Menteri Kesehatan Arab Saudi
Abdullah al-Rabia mengkonfirmasi 20 kasus MERS baru melalui konferensi pers
tanggal 20 April 2014
|
Infeksi MERS mulai meningkat beberapa
bulan menjelang musim haji saat peziarah Muslim memenuhi Mekkah dan Madinah
yang tahun ini jatuh pada bulan September. Virus MERS dianggap sebagai sepupu
yang lebih mematikan dari Sindrom
Pernapasan Akut Berat (SARS), yang menewaskan sekitar
800 orang di berbagai penjuru dunia tahun 2003. Namun MERS diyakini sedikit
lebih sulit ditularkan daripada SARS.
Belum ada obat atau vaksin untuk MERS,
meski diketahui bahwa tidak semua yang terkena virus ini otomatis menjadi
sakit.
Hari Sabtu (26/4) Mesir melaporkan kasus
MERS pertama setelah seorang pasien berusia 27 tahun yang baru kembali dari
Arab Saudi terbukti positif menderita penyakit mematikan ini.
Terimakasih pembahasannya tentang Virus Mers ini. Sangat bermanfaat. O ya, Saya juga menemukan artikel berikut http://adatopik.blogspot.com/2014/05/virus-mers-middle-east-respiratory.html
BalasHapusApa juga bisa dijadikan rujukan? Mhn pencerahan agar tidak tersesat....