https://www.google.com/adsense/new/u/0/pub-0213436465081694/home carijawabananda: Misteri zaman es
Loading

Rabu, 11 Juni 2014

Misteri zaman es

Misteri Zaman Es 
   Uap dan panas dari gunung berapi memungkinkan spesies tanaman dan hewan selamat melewati zaman es. Sebuah studi mengenai hal ini menawarkan bantuan bagi peneliti untuk mengatasi perubahan iklim.

  Sebuah tim periset internasional menyatakan analisa mereka membantu menjelaskan misteri yang lama tidak terpecahkan mengenai bagaimana sejumlah spesies selamat, kerap dalam isolasi, pada wilayah yang tertutup gletser, dengan gunung berapi berperan sebagai oasis kehidupan pada periode dingin yang berkepanjangan.
  Menurut Ceridwen Fraser, ketua tim gabungan dari Universitas Nasional Australia uap gunung berapi dapat melelehkan gua es besar di bawah gletser, dan suhu di bawah gletser bisa puluhan derajat lebih hangat ketimbang di permukaan. Gua dan ladang uap yang hangat menjadi tempat yang cocok untuk kehidupan beragam spesies sepanjang zaman es. lanjut Fraser, kita dapat belajar banyak dari mengamati dampak perubahan iklim masa lalu seraya berusaha mengatasi perubahan pesat yang kini terjadi akibat ulah manusia.

Belajar dari masa lalu
  Tim peneliti mengkaji puluhan ribu catatan mengenai bangsa lumut dan serangga Antartika yang dikumpulkan berdekade lamanya oleh ratusan ilmuwan, dan menemukan bahwa ada lebih banyak spesies yang hidup dekat dari gunung berapi, dan semakin jauh jumlahnya semakin sedikit.
Menara Es di Gunung Erebus, Antartika 
  Walau studi didasarkan pada Antartika, temuan ini bisa membantu periset untuk memahami bagaimana sejumlah spesies selamat dari zaman es di wilayah dingin lainnya, termasuk pada periode yang diyakini tidak ada lahan bebas dari es di muka bumi.
  Antartika memiliki sedikitnya 16 gunung berapi yang aktif sejak zaman es terakhir 20.000 tahun lalu, dengan sekitar 60 persen spesies invertebrata yang hanya dapat dijumpai di Antartika, kemungkinan besar karena kondisi unik yang memungkinkan mereka untuk berevolusi.

Ekspansi secara perlahan
  Aleks Terauds dari Divisi Antartika Australia, yang analisanya dipublikasikan oleh jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, mengatakan semakin mendekati gunung berapi, semakin banyak spesies yang ditemukan oleh peneliti. Menurutnya pola ini mendukung hipotesis bahwa beragam spesies telah memperluas jangkauan mereka dan secara perlahan bergerak keluar dari wilayah gunung berapi sejak zaman es terakhir.
 Anggota lain dalam tim, Steven Chown, dari Universitas Monash di Melbourne, mengatakan temuan ini dapat membantu memandu upaya konservasi di Antartika. Menurutnya mengetahui di mana saja 'titik panas' keragaman hayati akan membantu dalam melindungi spesies saat perubahan lingkungan yang disebabkan oleh manusia terus mempengaruhi Antartika, seraya Fraser memperingatkan bahwa suhu yang semakin hangat akan membuat lingkungan Antartika rentan terhadap spesies yang invasif.
  Selain itu tambahnya lagi spesies yang paling mungkin menjajah adalah spesies yang datang bersama manusia, bersama kapal-kapal yang datang ke Antartika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar